htps://rsimadiun.com

QURBAN SEBAGAI AKTUALISASI TAUHID CINTA

Salah satu wujud ketauhidan manusia adalah cinta pada Allah ("tauhid cinta"). Karenanya, manusia perlu dididik untuk mengaktualisasikan "tauhid cinta". Cinta kepada Allah itu harus murni dan tulus. Allah tidak diduakan. Bercinta dengan Allah tidak boleh dibarengi dengan perselingkuhan teologis.

Tauhid cinta harus dibuktikan dengan kesediaan dan ketulusan berkurban. Salah satu pendidikan tauhid cinta ini melalui Ibadah Qurban.

Ibadah Qurban merupakan salah satu jejak Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim as diperintahkan oleh Allah "menyembelih" anak kandung yang sangat dicintainya, Ismail as.

Mengapa yang dikurbankan itu adalah yang dicintainya ? Karena, manusia seringkali terjebak pada cinta dunia, cinta harta, cinta anak, cinta wanita, dan cinta kekuasaan, sementara lupa adanya cinta abadi yaitu cinta Ilahi.

Selain itu, qurban (yang berarti pendekatan diri) juga merupakan tolak ukur cinta seorang hamba kepanya Tuhannya. Jika panjang jarak dan luas diukur dengan meter, kilometer, atau mil, berat diukur dengan kilo, kwintal dan ton, kadar emas diukur dengan karat, maka kadar cinta kepada Allah diukur dengan keikhlasan hamba mengurbankan "Ismail" yang dimiliki dan sekaligus dicintainya.

Singkatnya, jangan berharap meraih cinta sejati atau cinta Illahi, jika tidak ada pengurbanan yang ikhlas sepenuh hati. Pengurbanan sangat perlu untuk membuktikan adanya cinta.

Kadar cinta Ibrahim kepada Allah yang luar biasa tulus itu terbukti membuahkan cita-cita yang indah. Ismail tidak jadi disembelih, tetapi diganti oleh Allah dengan domba yang besar.

hal ini juga memberi pelajaran bahwa manusia, seperti Ismail yang dicita-citakan ayahnya untuk meneruskan perjuangannya, tidak layak dikurbankan. Terlalu mahal manusia untuk dijadikan kurban. Biarlah hewan-hewan saja yang dikurbankan, agar manusia tidak lagi berperilaku seperti hewan kurban.

Jadi, pengurbanan Ibrahim menunjukkan bahwa manusi harus dihormati, dihargai, dicerdaskan, diberdayakan, dan dicerahkan masa depannya. Bukan disikapi dengan kekerasan, penindasan, pelecehan, apalagi dijadikan sebagai kurban.

Jadi, kurban sejatinya adalah humanisasi, penyelamatan manusia agar tidak dikurbankan atas nama pembangunan, atas nama kepentingan ideologi tertentu, dan sebagainya.

Demikian pula dalam ibadah haji, jamaah haji juga berlajar mengkualitaskan tauhid cinta. Ini terlihat dalam episode Mina dalam menjalankan ibadah haji. Setelah jamaah haji itu meraih 'arafah insaniyyah' dan 'arafah ilahiyyah', jamaah haji perlu dididik untuk mengaktulisasikan "tauhid cinta".

Karena itu, demi tauhid cintanya itu, jamaah haji harus siap berjuang dan berkurban di Mina dengan lempar jumrah. Mina berarti cinta dan cita-cita. Nabi Ibrahim as diperintahkan oleh Allah "menyembelih" anak kandung yang sangat dicintainya, Ismail as sebagaimana diaktualisasikan dalam ibadah Qurban.

Karena itulah, hakikat Idul Adha dengan anjuran menyembelih hewan bukanlah terletak pada darah yang dialirkan dan daging yang dimakan atau dibagikan, melainkan pada ketulusan cinta dan takwa hamba kepada Allah.

Allah berfiman :

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetatpi takwa dari (lubuk   hati)mu-lah yang dapat mencapainya/"(Qs Al-Hajj [22]:37)

Dengan demikian, Qurban sejatinya merupakan aktualisasi tauhid cinta. Ibadah Qurban merupakan ujian kehidupan sekaligus tolak ukur cinta hamba yang harus dimodali ketulusan hati, kebersyukuran, dan kesabaran.

Dengan tauhid cinta Ilahi sejati, kita diharuskan mampu mengorbankan egoisitas. Karena itu, tidak mungkin mencintai Allah, apabila lebih mencintai egoisitas dan individualitas, baik berupa cinta anak, cinta harta, cinta tahta, dan sebagainya.

Sebaliknya, apabila kita mampu mencintai Allag melebihi cinta kita kepada yang lain, niscaya kita juga akan dapat mencintai dan menyanyangi sesama. Artinya, dengan mengurbankan nafsu kebinatangan dan egoisitas, kita akan dapat meraih cinta Allah dan dengan cinta Allah itu akan dapat meraih cita-cita luhur dan mulia dalam hidup ini. Itulah esensi aktualitasi tauhid cinta.

 

Sumber : SUARA MUHAMMADIYAH 18/100|16-30 SEPTEMBER 2015

 

 

 

 

 

DOK ANAK SAYA SUDAH SEMINGGU LEBIH PANIS,TAPI PANAS NYA NAIK TURUN ,BIASA NYA PANAS DI MALAM HARI,DIA PERNA PUNYA RIWAYAT SAKIT GEJALA TIFUS ,APA ITU TIFUS LAGI YA ? TERUS SOLUSINYA GIMANA / .....

ANIKA, DS SUNDUL RT 20/09 PARANG MAGETAN
Kalender Kegiatan
September 2024
Mon
26
Tue
27
Wed
28
Thu
29
Fri
30
Sat
31
Sun
1
Mon
2
Tue
3
Wed
4
Thu
5
Fri
6
Sat
7
Sun
8
Mon
9
Tue
10
Wed
11
Thu
12
Fri
13
Sat
14
Sun
15
Mon
16
Tue
17
Wed
18
Thu
19
Fri
20
Sat
21
Sun
22
Mon
23
Tue
24
Wed
25
Thu
26
Fri
27
Sat
28
Sun
29
Mon
30
Tue
Wed
Thu
Fri
Sat
Sun
©2015 - www.rsimadiun.com
All rights reserved